Senin, 07 November 2011

Pengobatan Kanker Tulang

Artikel ini akan menjelaskan kepada Anda tentang bagaimana menghindari kanker tulang, pilihan pengobatan secara medis yang tersedia, dan mengapa herbal Sarang Semut adalah solusi tepat bila digunakan untuk pengobatan kanker tulang.
Secara umum, kanker tulang dibagi menjadi 2 jenis yaitu kanker tulang metastatik/sekunder dan kanker tulang primer. Kanker tulang metastatik/sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar (metastatis) ke tulang, misalnya kanker paru-paru yang menyebar ke tulang dan menjadi kanker tulang.
Tipe-tipe kanker yang paling umum dan dapat menyebar ke tulang adalah kanker paru-paru, kanker payudara,  dan kanker prostat. Sedangkan kanker tulang primer adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari tulang. Kasus kanker tulang primer lebih jarang terjadi dibandingkan kanker tulang metastatis/sekunder. Hingga kini, penyebab kanker tulang belum dapat diketahui secara pasti.

Pilihan Pengobatan Kanker Tulang

Saat ini, metode pengobatan kanker yang paling umum dijalani seorang penderita kanker adalah pengobatan kanker secara medis, biasanya meliputi pembedahan (operasi), radiasi (penyinaran), dan kemoterapi, atau kombinasi dari ketiganya. Tapi, ada juga penderita kanker yang memilih pengobatan kanker alternatif karena alasan finansial atau karena ingin menghindari efek samping dari radiasi atau kemoterapi.
Ada berbagai macam jenis pengobatan kanker alternatif, tapi yang paling banyak diminati saat ini adalah pengobatan kanker dengan menggunakan herbal antikanker. Selain biayanya yang terjangkau, pengobatan kanker dengan herbal terbukti efektif memberantas sel-sel kanker tanpa efek samping. Salah satu tanaman yang kini banyak diminati sebagai herbal antikanker yang ampuh adalah Sarang Semut yang berasal dari belantara hutan Papua.
Pada dasarnya semua jenis kanker termasuk kanker tulang terjadi karena perubahan sel akibat pengaruh dari luar sehingga berpengaruh pada proses oksidasi dalam tubuh, yang meningkatkan jumlah molekul oksigen non-stabil yang disebut radikal bebas. Jika tidak dikendalikan, radikal bebas ini dapat menyerang DNA dan merusak struktur dan fungsi membran sel. Dengan demikian terbentuklah kanker.
Tugas dari antioksidan adalah berperang melawan radikal bebas. Antioksidan yang diperoleh melalui asupan makanan atau suplemen disebut antioksidan eksogen. Yang termasuk dalam antioksidan eksogena adalah karotenoid, flavanoid, alkaloid, vitamin A, vitamin C, dan vitamin E berupa tokoferol. Percaya atau tidak, Sarang Semut kaya akan itu semua!
Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm saja telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%, sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar 313 ppm. Dengan kadar tokoferol yang tinggi seperti itu, efektivitas Sarang Semut dalam melawan radikal bebas penyebab kanker, boleh dikatakan melebihi batasan normal. Hal ini berpengaruh sangat baik bagi tubuh sehingga menjadikan Sarang Semut sebagai salah satu obat antikanker terbaik.
Doktor Ahli Nutrisi Alumnus University of Nebraska Lincoln, Ahmad Sulaeman PhD mengatakan bahwa fungsi tokoferol sebagai antioksidan dalam tubuh akan membantu tubuh menetralisir kadar lemak berlebih dan meredam radikal bebas yang beredar dalam tubuh. Dalam hal ini, peran vitamin E dalam tokoferol penting bagi kesehatan untuk mencegah oksidasi oleh radikal bebas pada komponen sel membran.
Pernyataan serupa mengenai aktivitas tokoferol dalam tubuh nyata dari komentar Dr M. Ahkam Subroto, Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI. Ia mengungkapkan bahwa kandungan Sarang Semut yang kaya akan berbagai senyawa aktif penting seperti flavonoid, tanin, polifenol dan berbagai mineral yang berguna lainnya membuat herbal ini efektif bekerja sebagai antioksidan dan antikanker dalam tubuh.
Berbagai komentar positif tentang Sarang Semut di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna herbal tersebut. Hal tersebut nyata terlihat dari komentar Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001. Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Ia berkomentar seperti yang dimuat dalam Majalah Natural bahwa "Rata-rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".
Contoh nyata dari pernyataan di atas juga telah dirasakan para pelanggan Mecodia kapsul (Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan sudah mulai merasakan khasiat sesudah penggunaan selama 1-2 bulan saja! Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan komentar Dr Dewata yang dimuat di Majalah Trubus, "Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Selain itu, ada juga yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni juice dan Keladitikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut dan merasakan hasil yang sama, dimana proses kesembuhan berangsur-angsur lebih cepat terasa!
Dengan limpahnya kandungan antioksidan yang dimilikinya, Sarang Semut tak hanya dapat digunakan untuk mencegah kanker tapi juga dapat digunakan sebagai obat kanker  alami, termasuk sebagai obat kanker tulang. Sebagai obat kanker, Sarang Semut telah membantu banyak penderita kanker dengan cara yang aman, tanpa efek samping. Karena bekerja dalam lingkup sel, Sarang Semut tak hanya berperan sebagai obat kanker tapi juga membantu menyehatkan sel.
Tentu saja herbal Sarang Semut ini bisa dijadikan salah satu pilihan terbaik sebagai alternatif pengobatan kanker tulang, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi juga dalam beberapa kasus kesembuhan dapat diperoleh tanpa harus melalui proses pengobatan melelahkan dan menyakitkan, pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping negatif lainnya akibat pengobatan medis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar