Kanker paru-paru adalah tumor ganas yang menyerang jaringan di dalam
paru-paru. Sebagian besar kanker paru-paru disebabkan abnormalitas
sel-sel di dalam paru-paru tetapi kanker paru-paru juga dapat berasal
dari kanker di bagian tubuh lainnya yang menyebar ke paru-paru.
Jenis kanker ini lebih banyak ditemukan pada laki-laki dan umumnya
menyerang kelompok usia di atas 40 tahun tetapi tidak menutup
kemungkinan jika terjadi pada usia yang relatif lebih muda.
Gejala Kanker Paru-Paru
Umumnya gejala-gejala berikut akan terlihat bila seseorang mulai terkena kanker paru-paru.
- Batuk yang terus menerus atau menjadi hebat.
- Dahak berdarah, berubah warna dan makin banyak.
- Napas sesak dan pendek-pendek.
- Sakit kepala, nyeri atau retak tulang dengan sebab yang tidak jelas.
- Kelelahan kronis.
- Kehilangan selara makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.
- Suara serak/parau.
- Pembengkakan pada wajah atau leher.
Segera ambil tindakan bila gejala-gejala di atas sudah mulai muncul,
bisa periksakan diri ke dokter, atau mencari pengobatan alternatif.
Jangan pernah menganggap enteng gejala yang timbul.
Pilihan Pengobatan Kanker Paru-Paru
Jika Anda memilih pengobatan kanker paru-paru secara medis maka
tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan operasi pembedahan untuk
mengangkat sel kanker, terapi radiasi, kemoterapi, dan penyuntikan
Photodynamic (PTD). Selain itu, Anda juga dapat memilih pengobatan
kanker paru-paru alternatif dengan menggunakan herbal yang pastinya
akan membantu Anda menghemat pengeluaran dan menghindari berbagai efek
samping dari pengobatan kanker secara medis.
Salah satu herbal yang kini banyak dilirik orang sebagai obat kanker alami adalah
Sarang Semut
yang berasal dari hutan-hutan di Papua. Apa rahasia di balik
popularitasnya? Sarang Semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman
yang berasal dari Papua yang secara tradisional telah digunakan oleh
penduduk asli Papua untuk mengobati berbagai penyakit secara
turun-temurun.
Kini, hasil penelitian modern menunjukkan bahwa tanaman ini
mengandung senyawa aktif penting seperti flavonoid, tanin, polifenol,
dan kaya akan berbagai mineral yang berguna sebagai antioksidan dan
antikanker, sehingga tepat digunakan sebagai obat kanker dan tumor,
ujar
Dr M. Ahkam Subroto (Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI).
Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor/kanker, diantaranya:
- Inaktivasi karsinogen
√ Menonaktifkan zat aktif yang menjadi penyebab kanker.
- Antiproliferasi
√ Menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker.
- Penghambatan siklus sel
√ Pada kanker, terjadi
kegagalan pengendalian dalam siklus pembelahan sel. Dimana sel
mengalami pembelahan secara cepat dan terus menerus. Flavonoid bekerja
dengan menghambat siklus pembelahan sel yang abnormal (kanker) tersebut.
- Induksi apoptosis dan diferensiasi
√ Merangsang proses bunuh diri sel kanker.
- Inhibisi angiogenesis
√ Menghambat pembentukan
pembuluh darah baru pada sel kanker yang berperan dalam menyediakan
makanan/nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Jika sel kanker tidak
mendapatkan nutrisi yang cukup, sel kanker akan mati.
- Pembalikan resistensi multi-obat.
√ Flavonoid membantu tubuh terhindar dari resistensi/kebal terhadap obat-obat yang dikonsumsi.
Selain itu, Sarang Semut juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip
vitamin E yang berefek sebagai antioksidan yang efektif. Menurut
Prof Dr Elin Yulinah Sukandar,
Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol dalam Sarang Semut itu
cukup tinggi. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker.
Ia menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif,
katanya. Maka, kandungan senyawa ini juga merupakan salah satu senyawa
yang memegang peranan penting sebagai antikanker.
Penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 12 ppm
saja, alfa-tokoferol telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%.
Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol, sampai sekitar
313 ppm. Dengan kadar tersebut, kemampuan Sarang Semut dalam menangkal
radikal bebas dalam tubuh pasti memiliki persentase yang jauh lebih
tinggi. Maka tidak heran herbal ini dikenal memiliki reaksi yang cepat
dalam membantu menumpas kanker, tumor, dan berbagai bentuk benjolan
yang bisa menjadi tumor atau kanker.
Dalam uji in vitro, Sarang Semut terbukti ampuh sebagai obat kanker. Yang membuktikan keampuhan itu adalah
Qui Kim Tran dari
University National of Hochiminch City bersama rekannya -
Yasuhiro Tezuka, Yuko Harimaya, dan
Arjun Hari Banskota yang bekerja di
Toyama Medical and Pharmaceutical University.
Dalam penelitiannya,
Qui Kim Tran menggunakan Sarang
Semut dengan bobot 2-3 kg yang kemudian diekstrak dengan berbagai
pelarut seperti air, methanol, dan campuran methanol-air. Di samping
itu, mereka juga menumbuhkan 3 sel kanker yang amat metastasis alias
mudah menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker serviks, kanker
paru, dan kanker usus.
Kemudian, hasil ekstraksi itu masing-masing diberikan kepada setiap
sel kanker. Hasilnya sungguh mengagumkan!!! Sarang Semut ternyata
mempunyai aktivitas antiproliferasi, yang berarti mampu menghambat
pertumbuhan sel yang amat cepat dan abnormal.
Ya, tanaman yang sedang naik daun ini telah terbukti secara empiris
menyembuhkan berbagai penyakit dan jenis kanker serta tumor sehingga
dapat diyakini sebagai salah satu pengobatan kanker paru-paru
alternatif yang aman. Berikut adalah penuturan salah seorang yang
bernama Michael F. Tikung, yang dibantu Sarang Semut untuk mengatasi
kanker paru-paru.
Saya didiagnosis mengidap kanker paru-paru, ini karena kebiasaan
merokok saya sejak usia 12 tahun, dalam sehari saya bisa menghabiskan 2
bungkus rokok. Penyakit maut itu datang dengan isyarat batuk-batuk
yang tak kunjung reda. Awalnya dokter mendiagnosis saya terkena
penyakit kolesterol. Namun, akhirnya setelah beberapa kali ke rumah
sakit, dokter menemukan bahwa kanker sudah menutup seluruh paru-paru
sebelah kiri saya.
Karena tidak ingin dikemoterapi, saya mencoba meminum Sarang Semut.
Dosisnya 3 hari sekali. Hasilnya, tidak sampai sebulan energi saya
kembali pulih. Batuk yang kerap muncul pada malam hari telah sirna.
Yang menggembirakan hasil rontgen menunjukkan kabut yang menutupi
paru-paru sebelah kiri kini tinggal seperenam. Dokter yang memeriksa
saya pun terheran-heran dan meyakinkan saya bahwa kesembuhan panyakit
kanker paru-paru yang saya derita bisa diperoleh secepatnya.
Pernyataan di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut lainnya. Hal ini terlihat dari pernyataan
Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001.
Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang
mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker
otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Dalam
Majalah Natural, Ia berkomentar seperti berikut,
"Rata-rata
yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah
seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".
Contoh nyata dari komentar tersebut telah dirasakan para pelanggan
Mecodia kapsul
(Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan
sudah mulai merasakan khasiat hanya setelah menggunakan selama 1-2
bulan saja!
Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan
obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses
kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan
komentar
Dr Dewata yang dimuat di
Majalah Trubus,
"Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Hasil yang sama juga dirasakan penderita kanker yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti
Noni Juice
dan Keladitikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut.
Rata-rata menyatakan bahwa proses kesembuhan yang dirasakan
berangsur-angsur lebih cepat terasa!
Berbagai penelitian dan hasil positif dari penggunaan Sarang Semut
sebagai obat kanker alami, tentu saja membuat herbal Sarang Semut ini
dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan terbaik sebagai alternatif
pengobatan kanker paru-paru, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi
dalam beberapa kasus kesembuhan juga dapat diperoleh tanpa harus melalui
proses pengobatan yang seringkali dirasa melelahkan dan menyakitkan,
pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping
negatif lainnya akibat pengobatan medis.